Selasa, Juli 30, 2013

Apakah Osteoporosis Itu ?

Osteroporosis atau tulang keropos umumnya diderita oleh pria/ wanita usia lanjut. Massa tulang meningkat sampai usia 35 tahun, kemudian mulai terjadi penurunan secara perlahan-lahan. Namun pada wanita, penurunan massa tulang ini dipercepat 3 - 6 tahun pertama setelah menopause (selesai haid).
Wanita 6-8 kali lebih sering mengalami Osteoporosis daripada pria, hal ini disebabkan berkurangnya hormon wanita (estrogen), tulangnya lebih ringan dan usia harapan hidup lebih lama. Wanita selama kehidupannya akan kehilangan 40% - 50% massa tulangnya, sedangkan pria hanya kehilangan 20% - 30%.
Data, menunjukkan bahwa 50% wanita dan 13% pria usia diatas 50 tahun menderita osteoporosis. Satu dari dua wanita setelah menopause sampai usia 80 tahun pernah mengalami patah tulang. Data statistik menunjukkan bahwa wanita usia 40-80 tahun, pada setiap dekade (10 tahun), resiko patah tulang akibat Osteoporosis berlipat 2 kali.

Penyebab Osteoporosis
Osteoporosis disebabkan karena hilangnya sejumlah massa yang telah melewati ambang batas untuk terjadinya patah tulang. Walaupun struktut tulang itu sendiri masih normal, tetapi massa tulang yang mengisi jaringan tulang berkurang. Patah tulang karena Osteoporosis dapat timbul secara spontan atau oleh trauma ringan saja. Yang paling sering terkena adalah tulang belakang, tulang paha atas dan tulang lengan bawah.

Gejala dini Osteoporosis
Osteoporosis sering kali tidak menimbulkan keluhan. Namun bila tubuh bertambah pendek, badan bertambah bungkuk, nyeri tulang atau terjadi patah tulang akibat trauma ringan, kita harus berhati-hati kemungkinannya Osteoporosis.

Pencegahan & Pengobatan
Pencegahan dapat dilakukan dengan diet yang baik, obat-obatan, senam Osteoporosis dan perubahan pola hidup untuk memperkecil faktor-faktor resiko.

Diagnosa Dini
Semakin dini Osteoporosis diketahui, semakin baik. Saat ini telah tersedia alat canggih yang disebut "Bone Densitometry Lunar Expert XL" yang dapat mengukur densitas massa tulang dengan ketepatan 98 - 99%. Pemeriksaan dengan alat ini aman, cepat, sangat berguna dan ekonomis serta tidak memerlukan persiapan khusus.

Senin, September 26, 2011

Susu Tinggi Kalsium Picu Batu Ginjal

Mengonsumsi susu kalsium tinggi secara rutin setiap memang dapat membantu pencegahan penyakit keropos tulang atau osteoporosis.  Namun begitu, konsumsi susu kalsium tinggi ini sebaiknya tidak perlu setiap hari, terutama bagi mereka yang telah berusia dewasa karena dapat mempermudah terbentuknya batu ginjal.
Seperti diungkapkan dokter spesialis bedah saluran kemih dari RS Premier Bintaro, dr Gideon Tampubolon SpBU, asupan kalsium adalah salah satu faktor yang dapat memicu terbentuknya batu ginjal. Selain kalsium, zat lain yang dapat memicu timbulnya batu ginjal adalah oksalat. Tak heran bila makanan atau minuman berkadar kalsium atau oksalat tinggi seperti susu, keju coklat teh, kacang dan bayam adalah jenis menu yang harus dihindari untuk mereka yang pernah mengidap penyakit ini.
"Sampai sekarang belum ada patokan berapa gram kalsium per hari yang dapat memicu timbulnya batu ginjal. Tetapi saya sarankan tidak perlu mengonsumsi susu tinggi kalsium setiap hari. Apalagi bagi yang pernah mengidap penyakit batu ginjal sebaiknya makin dikurangi ," ungkap Gideon di sela-sela temu media Kamis (19/8/2010) kemarin.Gideon mengingatkan, mereka yang memiliki kebiasaan meminum susu kalsium tinggi setiap hari sebaiknya waspada. Sarannya, susu kalsium tinggi sebaiknya tidak dikonsumsi setiap hari terutama bagi mereka yang sudah menginjak dewasa dan lansia.
Ia menjelaskan, konsumsi susu tinggi kalsium memang bermanfaat bagi pencegahan osteoporosis, terutama saat usia anak dan remaja. Namun bagi dewasa usia 30 ke atas, konsumsi susu tinggi kalsium setiap hari menjadi tidak terlalu bermakna bagi pencegahan. "Mungkin hanya akan memperlambat saja," timpalnya.

Minggu, September 25, 2011

Sembuh Dari Patah, Tulang Tambah Kuat ?


Seperti halnya otot, tulang manusia tumbuh dan bertambah kuat jika mendapat tekanan, dan menjadi lemah jika jarang dipakai. Konsep ini, bahwa tulang beradaptasi pada tekanan atau kehilangan kekuatannya, disebut dengan hukum Wolff.
Itulah sebabnya mengapa para astronot yang pulang ke bumi sering kehilangan kepadatan tulangnya setelah mereka mengapung dalam keadaan gravitas mikro di luar angkasa. Hukum Wolff juga menjelaskan mengapa para pemain tenis dan pemain anggar tulang kaki dan tangannya lebih kuat daripada bagian tubuh lainnya.
Ketika tulang patah, dalam proses menumbuhkan tulang yang rusak, sel osteoblas membantu membentuk kalus lunak yang terbuat dari kolagen. Sel ini membentuk tulang spongius (berlubang-lubang) pada kolagen sehingga terbentuk belat alami di dalam yang menghubungkan ujung-ujung kedua tulang yang patah. Pada akhirnya tulang spongius akan diganti dengan tulang yang lebih padat dan fraktur pun sembuh.Sayangnya, kemampuan adaptasi tulang hanya sampai itu. Orang seringkali salah paham bahwa setelah fraktur atau patah, tulang akan tumbuh menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Hingga saat ini belum ada penelitian yang membuktikan mitos tersebut.
Namun menurut Dr.Terry D.Amaral, direktur bedah ortopedik anak dari Montefiore Medical Center, Amerika, dokter akan memasang gips agar tulang tidak bergerak sehingga proses penyembuhan menjadi lebih cepat.
"Tapi karena tidak tekanan di bagian tulang yang patah itu, tulang pun menjadi lebih lemah. Kecuali di bagian kalus yang banyak deposit kalsiumnya," kata Amaral. Bagian tulang yang sedang proses penyembuhan itu mengalami mineralisasi yang sangat cepat. "Namun karena kita tidak bisa digunakan, bagian tulang sekitarnya menjadi kehilangan mineral," tambahnya.
Pada satu periode dalam proses penyembuhan, bagian tulang yang patah mungkin menjadi lebih kuat dari tulang di sekitarnya. Namun, kemudian kekuatannya menjadi sama sehingga area yang patah tidak gampang patah lagi. Meski begitu, sebenarnya kekuatannya tetap sama dengan tulang lainnya.